Sholawat Wahidiyah adalah rangkaian doa Sholawat Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam sebagaimana tertulis di dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah, termasuk cara dan adab pengamalannya.
Ajaran Wahidiyah adalah bimbingan praktis lahiriyah dan batiniyah yang berpedoman kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits dalam menjalankan tuntunan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam meliputi bidang Islam, bidang Iman dan bidang Ihsan, mencakup segi syariat, segi haqiqot/ma’rifat dan segi akhlak.
Berikut Adalah penjelasan singkat tentang Ajaran Wahidiyah :
Segala amal perbutan apa saja, baik yang berhubungan langsung kepada Alloh dan Rosul-Nya Shollallohu ‘alaihi wasallam, maupun yang berhubungan dengan masyarakat, dengan sesama makhluq pada umumnya, baik yang bersifat wajib, sunnah atau yang mubah (wenang), asal bukan perbuatan yang merugikan/bukan perbuatan yang tidak diridloi Alloh, melaksanakannya supaya disertai niat dan tujuan mengabdikan diri kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa dengan ikhlas tanpa pamrih!
Lillahi ta’ala! “laailaaha illallooh” (Tiada tempat mengabdi selain kepada Alloh),
“Wamaa kholaqtul jinna wal insa illa liya’buduuni”
(Dan tiada Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-KU) (Qs. Adz Dzaariyaat, 56)
Menyadari dan merasa senantiasa kapanpun dan di manapun berada, bahwa segala sesuatu termasuk gerak-gerik irinya lahir batin, adalah
Alloh SWT Tuhan Maha encipta yang menciptakan dan menitahkan. Jangan sekali-kali merasa, lebih-lebih mengaku diri kita ini memiliki kekuatan dan kemampuan.
“Laa Haula Walaa Quwwata Illa Billah”
(Tiada daya dan kekuatan melainkan atas kehendak Alloh SWT)
(BILLAH).
Di samping menerapkan LILLAH seperti di atas, dalam segala tindakan
dan perbuatan apa saja, asal bukan perbuatan yang tidak diridloi Alloh, bukan perbuatan yang merugikan, supaya juga disertai niat mengikuti jejak tuntunan Rosuululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam,
“Yaa ayyuhalladziina aamanuu athii’ullooha wa athii’ur rosuula walaa tubthiluu a’maalakum”
(Hai orang-orang yang beriman (BILLAH), taatlah kepada Alloh (LILLAH) dan taatlah kepada Rosul (LIRROSUL), dan janganlah merusak amal-amalmu). (Qs. Muhammad, 33).
Di samping sadar BILLAH seperti di atas, supaya juga menyadari dan merasa bahwa segala sesuatu termasuk gerak-gerik dirinya lahir batin (yang diridloi oleh Alloh) adalah sebab syafaat dan jasa Rosuululloh Shollalloohu ‘alaihi wasallam,
“Wamaa arsalnaaka illaa rohmatal lil’aalamiin”
(Dan tidadalah AKU mengutus Engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam). (Qs. Al-Anbiyaa, 107).
Penerapan Lillah Billah dan Lirrosul Birrosul seperti di atas, adalah merupakan realisasi dalam praktek hati dari dua kalimat syahadat
“Asyhadu allaa ilaaha illallooh wa asyhadu anna muhammadar rosuulullooh”
Mengisi dan memenuhi segala bidang kewajiban, melaksanakan kewajiban di segala bidang tanpa menuntut hak. Baik kewajiban terhadap Alloh Subhanahu Wa Ta’ala Wa Rosulihi Shollallohu ‘alaihi wasallam, maupun kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan masyarakat disegala bidang dan terhadap makhluq pada umumnya.
Di dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut supaya mendahulukan yang lebih penting (Ahammu). Jika sama-sama pentingnya, supaya dipilih yang lebih besar manfaatnya (Anfa’u).
Hal-hal yang berhubungan kepada Alloh SWT wa Rosulihi SAW, terutama yang wajib, pada umumnya harus dipandang “Ahammu” (lebih penting). Dan hal-hal yang manfa’atnya dirasakan juga oleh orang lain atau umat dan masyarakat pada umumnya harus dipandang “Anfa’u” (lebih bermanfa’at).
Lahir : Tahun 1920 M
Wafat : Selasa Wage, 7 Maret 1989 M
Beliau merupakan muallif (penyusun) Sholawat Wahidiyah. Beliau adalah putra dari KH. Mohammad Ma’roef dari pondok pesantren Kedunglo Kediri Jawa Timur Indonesia.
Mulai disusun : Tahun 1963 M
Susunan lengkap : Tahun 1981 M
KH. Abdoel Madjid Ma’roef menyusun Sholawat Wahidiyah secara bertahap. Sholawat pertama yang disusun pada tahun 1963 dan mengalami penyempurnaan sebagaimana pada lembaran sholawat wahidiyah saat ini hingga tahun 1981.
Dorongan KH. Abdoel Madjid Ma’roef memutuskan untuk menyusun Sholawat Wahidiyah ini adalah “Supaya ikut berjuang memperbaiki mental masyarakat lewat jalan batiniyah”
Sholawat Wahidiyah telah diijazahkan secara mutlak oleh muallifnya. Sehingga dapat diamalakan oleh siapa saja. Serta dianjurkan untuk menyiarkannya kepada khalayak umum tanpa pandang bulu, baik suku ras golongan atau agama apapun.
Guna menyiarkan, membina serta menjaga kemurnian Sholawat Wahidiyah, Muallif Sholawat Wahidiyah membentuk organisasi dengan nama PENYIAR SHOLAWAT WAHIDIYAH (PSW) . PSW merupakan satu-satunya organisasi yang dibentuk secara langsung oleh Muallif pada 22 Juli 1964 M / 12 Robi’ul Awwal 1384 H, untuk jangka waktu tidak terbatas. Domisili sekretariat PSW Pusat saat ini berada di Ngoro Jombang Jawa Timur dan terdaftar di Kemenkumham dengan nama Penyiar Sholawat Wahidiyah Jombang
Sebagaimana telah kita maklumi bersama sebagai seorang muslim, bahwa Sholawat merupakan amalan sunnah yang mudah serta memiliki berbagai macam faedah yang luar biasa serta merupakan satu-satunya amalan yang Alloh SWT perintahkan kepada hamba-Nya dan Alloh SWT sendiri juga senantiasa memberikan sholawat kepada Rosululloh.
Dengan dirangkaikan doa-doa yang khususnya memohon untuk menguatkan jiwa ketauhidan serta memohonkan keberkahan bagi seluruh ciptaan Alloh SWT, sehingga sholawat ini diberi nama Sholawat Wahidiyah, yang berfaedah untuk menjernihkan hati dan ma’rifat Billah wa Rosuulihi SAW, selain itu juga sebagai perwujudan ikut-ikut berjuang memperbaiki mental umat jami’al ‘alamin melalui jalan batiniyah.
Pengamalan sholawat wahidiyah lazimnya disebut dengan istilah Mujahadah.
Mujahadah-mujahadah yang dibimbingkan oleh Muallif Sholawat Wahidiyah adalah sebagai berikut
Mujahadah Yaumiyah adalah mujahadah yang dilaksanakan setiap hari oleh Pengamal Wahidiyah paling sedikit satu kali dalam sehari semalam dengan urutan bacaan seperti dalam lembaran Sholawat Wahidiyah dan hitungannya boleh ditetapkan, ditambah, atau dikurangi sebagian atau seluruhnya.
Mujahadah Usbu’iyah adalah mujahadah yang dilaksanakan secara berjama’ah tiap seminggu sekali oleh Pengamal Wahidiyah se desa / kelurahan / lingkungan. Penyelenggara / penanggungjawabnya adalah Pengurus PSW Desa / Kelurahan.
Mujahadah Syahriyah adalah Mujahadah Wahidiyah yang dilaksanakan secara berjama’ah setiap bulan sekali oleh pengamal Wahidiyah se-kecamatan. Penyelenggara dan penanggungjawabnya adalah Pengurus PSW Kecamatan setempat.
Mujahadah Rubu’ussanah adalah Mujahadah Wahidiyah yang dilaksanakan secara berjama’ah setiap 3 bulan sekali, oleh Pengamal Wahidiyah se-kabupaten/ kota. Penyelenggara dan penanggungjawabnya adalah DPC PSW setempat.
Mujahadah Nisfussanah adalah Mujahadah Wahidiyah yang dilaksanakan secara berjama’ah setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun, oleh Pengamal Wahidiyah se-propinsi / Daerah Khusus / Daerah Istimewa. Penyelenggara dan penanggungjawabnya adalah DPW PSW setempat.
Mujahadah Kubro Wahidiyah adalah Mujahadah Wahidiyah yang dilaksanakan secara berjama’ah oleh seluruh pengamal Wahidiyah dengan serempak pada setiap bulan Muharrom dan bulan Rojab. Penyelenggara dan penanggungjawab Mujahadah Kubro Wahidiyah adalah Dewan Pimpinan Pusat Penyiar Sholawat Wahidiyah (DPP PSW).
Melaksanakan mujahadah
Muallif (penyusun) sholawat wahidiyah memberikan bimbingan kepada pengamal baru yang ingin mengamalkan sholawat wahidiyah dengan melaksanakan mujahadah setiap hari selama 40 hari, berturut-turut.
“Barang siapa beramal dengan ikhlas karena Allah SWT selama 40 hari, niscaya terpancarlah sumber-sumber hikmah dari hatinya ke lidahnya”
Kitab Jami’ Shogir H.R. Abu Nuaim dari Abi Ayub
Dibaca setiap hari selama 40 hari berturut-turut sesuai bilangan yang tertera pada lembaran sholawat wahidiyah dalam sekali duduk (satu kali kesempatan). Boleh pagi, siang, sore atau malam.
Bisa juga diringkas dari 40 hari menjadi 7 hari berturut. Namun hampir semua bilangannya dikalikan 10 kali.
Atau bagi mereka yang belum bisa membaca seluruhnya boleh membaca
يَاسَيِّدِى يَارَسُوْلَ اللهْ
“Yaa Sayyidii Yaa Rosuulallooh”
diulang-ulang selama kurang lebih 35-30 menit.
Sabda Rosululloh SAW
“Sesungguhnya lebih utamanya manusia disisiku besok pada hari kiamat, ialah mereka yang paling banyak membaca sholawat kepadaku”
Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud