Friday, November 15
Shadow

Dasar Pengamalan Mujahadah

Pengertian Mujahadah Secara Umum

Ta’rif (definisi) mujahadah menurut arti bahasa, syar’i, dan istilah ahli hakikat sebagaimana dimuat dalam kitab Jami’ul Ushul Fil-Auliya(1), hal 221 :

أَمَّاالْمُجَاهَدَةُ فَهيَ فِي اللُّغَةِ الْمُحَارَبَةُ وَفِي الشَّرْعِ مُحَارَبَةُ   أَعْدَآءِ اللهِ , وَفِي اصْطـِلاَحِ أَهْلِ الْحَـقِـيْقَة ِ مُحَــارَبَةُ النَّفـْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَتَحْمِيْلُهَا مَا شَقَّ عَلَيْـهَا ِممَّا هُوَ مَطْلـُوْبٌ شَرْعًا . وَقَالَ بَعْضُـهُمْ : الْمُـجَاهَدَةُ مُخَالَـفَةُ النَّفْسِ , وَقَالَ بَعْضُهُمْ : المـُجَاهَدَةُ مَنْعُ النَّفْس ِ عَنِ الْمَـأْلُوْ فَاتِ

“Arti mujahadah menurut bahasa adalah perang, menurut aturan syara’ adalah perang melawan musuh-musuh Alloh, dan menurut istilah ahli hakikat adalah memerangi nafsu amarah bis-suu’ (2) dan memberi beban kepadanya untuk melakukan sesuatu yang berat baginya yang sesuai dengan aturan syara’ (agama). Sebagian Ulama mengatakan: ‘Mujahadah  adalah tidak menuruti kehendak nafsu’, dan ada lagi yang mengatakan: ‘Mujahadah adalah menahan nafsu dari kesenangannya’”.

Di dalam Wahidiyah yang dimaksud “Mujahadah” adalah ber-sungguh-sungguh memerangi dan menundukkan hawa nafsu (nafsu ammarah bis-suu’) untuk diarahkan kepada kesadaran “FAFIRRUU ILALLOOH WAROSUULIHI”.

 

Pengertian Mujahadah Secara Khusus

Mujahadah Wahidiyah adalah pengamalan Sholawat Wahidiyah atau bagian dari padanya menurut adab, cara dan tuntunan yang dibimbingkan oleh Muallif Sholawat Wahidiyah sebagai penghormatan kepada Rosululloh  serta sekaligus merupakan do’a permohonan kepada Alloh, bagi diri pribadi dan keluarga baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, bagi bangsa dan negara, bagi para pemimpin mereka di segala bidang, dan bagi ummat masyarakat jami’al ‘alamin, serta seluruh makhluk ciptaan Alloh.

 

Dasar-dasar Mujahadah dan Keuntungannya

  • Firman Alloh Ta’ala QS. 5 – Al Maaidah : 35 :

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَابْتَغُوْآ إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (5- المائدة-35)

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh, carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya dan berjihadlah pada jalan-NYA agar supaya kamu sekalian mendapat keberuntungan.

  • Firman Alloh Ta’ala : QS. 29 Al Ankabut: 69

(وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ ( 29-العنكبوت : 69 )

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridoan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. Q.S. 29 Al-Ankabut : 69.

  • Firman Alloh

(وَجَاهِدُوا فِي الله ِ حَقَّ جِهَادِه… الآية (22  الحج : 78 )

Dan berjihadlah (bersungguh-sungguhlah) kamu menuju pada Alloh dengan sebenar-benarnya jihad …….. (QS.22 Al-Hajji 78 )

  •  Hadits Nabi :

رَجَعْنَا مِنَ الْجِهَادِ اْلأَصْغَرِ اِلَى الجِهَادِ اْلأَكْبَرِ , قَالُوْا يَارَسُوْلَ اللهِ وَمَا الْجِهَادُ اْلأَ كْبَرِ ؟ قَالَ  : جِهَادُ النَّفْسِ

(رواه البيهقى عن جابر فى كتاب الزهد الكبير:الجزء 2، رقم 373)

Kita baru kembali dari perang kecil akan menghadapi perang besar. Para Shahabat bertanya: YA Rosulalloh gerangan apakah perang besar itu? Rosululloh  menjawab: “Perang melawan Nafsu”.

  • Hadits Nabi :

“الْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ“. رَوَاهُ التّرْمِذِى وَالطَّبْرَانى وَابْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ عَنْ فَضَالَةَ بن عُبَيْدٍ ، حسن صحيح

“Orang yang berjihad (bermujahadah) adalah orang yang memerangi nafsunya dalam (pendekatan dirinya kepada) Alloh”. (HR At-Tirmidzi, At-Thabrani, Ibnu Hibban dan Al-Hakim, dari Fadlolah bin “Ubaid)

  • Hujjatul-Islam Imam Ghozali dalam Ihya’nya menyebutkan :

(الْمُجَاهَدَةُ مِفْتَاحُ الْهِدَايَةِ لاَمِفْتَاحَ لَهَا سِوَاهَا . (احياء علوم الدين , الجزء الأول : 39

“Mujahadah adalah kunci (pintu) hidayah, tidak ada kunci hidayah selain mujahadah”.

  • Dawuh Muallif Sholawat Wahidiyah:

مَنْ لَيْسَ لَهُ الْمُجَاهَدَةٌ لَيْسَ لَهُ الْمُشَاهَدَةٌ

“Barang siapa tidak bermujahadah dia tidak akan bisa mencapai musyahadah (Shuhud / sadar kepada Alloh)”.

 

(1) Jami’ul-Ushul Fil-Auliya oleh Asy-Syekh Dhiyauddin Ahmad Mushtofa Al-Kamsyakhonawy An-Naqsyabandy.Penerbit : Al-Haromain Singapura-Jedah-Indonesia

(2)  Nafsu yang senantiasa memerintah / mengajak perbuatan buruk / jahat.