Dewan Pimpinan Pusat Penyiar Sholawat Wahidiyah (DPP PSW) menyelenggarakan Upgrading Pengurus Penyiar Sholawat Wahidiyah Se-Jawa Timur dan Bali. Kegiatan dilaksanakan pada Jumat sampai dengan Sabtu, 10-11 Desember 2021 bertempat di Villa Griya Ummi, Malang. Kegiatan yang dimotori oleh Badan Diklat dan Kaderisasi Wahidiyah (BDKW) DPP PSW ini diikuti oleh tak kurang dari 74 peserta dari 28 Dewan Pimpinan Cabang Penyiar Sholawat Wahidiyah (DPC PSW) se-Jawa Timur dan Bali. Landasan kegiatan ini terletak pada dhawuh Muallif Sholawat Wahidiyah pada 19 Juni 1977 bertepatan dengan 2 Rajab 1397 H, untuk senantiasa awor yang manfaat, berkumpul untuk membuahkan manfaat. Berkumpul dalam rangka meningkatkan kesadaran fafirru ilallah wa Rasuulihi SAW. DPP PSW berharap, dalam keterbatasan jadwal yang tersedia, perwakilan peserta yang hadir dapat mengikuti kegiatan dengan penuh semangat, sehingga bisa kembali ke DPC yang diwakilinya dengan membawa manfaat.
Ketua DPP PSW Bidang Diklat dan Kaderisasi Wahidiyah, Mansur, S.Pd., M.Pd.I. dalam sambutannya saat membuka kegiatan menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan solidaritas dan militansi pengurus PSW dalam perjuangan Wahidiyah. Kegiatan ini terlaksana sebagai bagian dari program kerja yang telah disampaikan dalam Rapat Kerja PSW di Forum Mujahadah Kubro Muharram 1443 H. Bersamaan dengan kegiatan ini, secara simultan DPP PSW melaksanakan Program Turba ke daerah selain Jawa Timur dan Bali.
EMASLIM, Fungsi Pengurus PSW
Kegiatan upgrading dibagi dalam 5 sesi materi dalam dua hari pelaksanaan kegiatan. Materi pertama terkait dengan tema “Tata Laksana Kerja Organisasi PSW serta Administrasi dan Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pembina Remaja Wahidiyah dan Badan Pembina Mahasiswa Wahidiyah” yang disampaikan oleh Kyai Mansur, S.Pd., M.Pd.I., Ketua DPP PSW Bidang Diklat dan Kaderisasi Wahidiyah. Beliau mengelaborasi SK DPP PSW Nomor 45 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Tata Kerja DPC PSW. Selain itu, beliau menegaskan fungsi kepemimpinan Pengurus PSW mencakup fungsi Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator atau disingkat “EMASLIM”. Tidak hanya niscaya dimiliki Ketua Bidang, kompetensi kepemimpinan ini harus diasah dan dimiliki oleh seluruh unsur pengurus PSW.
Menyiapkan Generasi Wahidiyah Dimulai dari Diri Sendiri
Materi kedua disampaikan oleh KH. M. Heru Sujihanarto, S.Pd, Wakil Ketua Majelis Tahkim Pusat (MTP) PSW dengan tema “Mempersiapkan Generasi Wahidiyah dalam tantangan dan peluang di Era Kehidupan Milenial”. Beliau menyampaikan bahwa seluruh kompetensi, pengetahuan, dan kemampuan manajerial yang dimiliki oleh pengurus PSW adalah untuk mempersiapkan generasi wahidiyah di masa mendatang. Secara prinsip, generasi wahidiyah adalah generasi wali yang intelek dan intelek yang wali. Generasi yang tidak hanya memiliki kesadaran, namun juga memiliki kecerdasan dan kepandaian. Menyiapkan generasi wahidiyah dimulai dengan menyiapkan diri sendiri untuk siap menjadi arsitek yang handal untuk mencetak generasi generasi wali yang intelek dan intelek yang wali dengan muallif oriented.
Dana Box, Wujud Jihad Harta Masa Kini
Sesi materi ketiga dilaksanakan pada hari kedua, mengusung tema “Wa Jaahiduu bi Amwaalikum wa Anfusikum, Berjuanglah dengan Harta dan Jiwamu” yang disampaikan oleh Ir. Agus Madyanto H.S., Ketua DPW PSW Provinsi Jawa Timur. Beliau menyampaikan bahwa jihad pada saat ini memiliki makna multidimensional, tidak hanya bermakna perang secara fisik. Perang dagang dalam dunia ekonomi modern dan perang informasi melalui media sosial saat pemilihan umum adalah bentuk perluasan jihad. Pun, harta menjadi salah satu proksi perang atau jihad dalam bentuk investasi, kepemilikan aset, dan lain sebagainya. Keahlian, kemampuan, dan teknologi yang digunakan dalam ber-jihad perlu didukung oleh peralatan yang mumpuni, termasuk dalam berjihad memperbaiki mental masyarakat dari arah bathiniyah dengan metode hidayah melalui jalan mujahadah. Kecerdasan beliau muallif q.s. wa r.a. mengangkat nilai jihad dengan harta meskipun dengan nominal kecil namun memiliki kontinuitas dengan metode dana box. Dana box mengangkat keutamaan nominal kecil dana box dengan fadhdhal jariyah dan sistem pen-tasyaruf-an yang gradual dari petugas pengumpul sampai ke tingkat pusat. Bimbingan beliau muallif q.s. wa r.a. memungkinkan kita untuk bersedekah di atas bersedekah. Selain nilai jariyah yang dikirimkan untuk ahli kubur saat meniatkan dana box, nilai nominal dana box selalu terlibat dalam keseluruhan kegiatan PSW di setiap kegiatan. Dua belas tahun lalu, dengan rata-rata nominal dana box (NDB) per orang per bulan sebesar 1.570 rupiah atau 50-an rupiah per orang per hari, nilai dana box provinsi Jawa Timur terkumpul mencapai sekitar 370juta rupiah dalam setahun. Dengan fadhdhal Allah, setelah dilaksanakan sosialisasi dana box secara intensif dengan membentuk tim sosialisasi, saat ini nilai dana box provinsi Jawa Timur setiap tahun terkumpul mencapai sekitar 2-2,4 Miliar rupiah atau meningkat lebih dari 6 kali lipat dengan rata-rata nominal dana box (NDB) per orang per bulan sebesar 10.184 rupiah. Sementara itu, jihad dengan jiwa adalah keikhlasan, ketulusan, dan pengorbanan yang dilakukan setiap pengurus PSW dalam perjuangan kesadaran fafirru ilallah wa rasuulihi saw.
Pemanfaatan Teknologi untuk Mengisi Bidang Penyiaran
Materi keempat mengangkat tema “Teknik Komunikasi Efektif dalam Penyiaran Sholawat Wahidiyah” disampaikan oleh dua pemateri yang sesuai dan relevan dengan tema yang dipilih dalam sesi materi keempat. Pemateri pertama, Eni Musfirotun Mustofsiroh, S.ST., M.M. menyampaikan bahwa salah satu teknik komunikasi penyiaran yang efektif adalah dengan menunjukkan militansi perjuangan pengurus PSW dalam berkhidmah dalam perjuangan Sholawat Wahidiyah. Selain itu, Sholawat Wahidiyah harus bersifat inklusif, sehingga mudah diakses oleh sebanyak-banyaknya orang. Pengurus PSW juga seharusnya mampu mengimbangi perkembangan teknologi sehingga memiliki lebih banyak pilihan dalam mengisi bidang-bidang penyiaran. Pengurus PSW juga harus mampu mengenal dan memanfaatkan karakteristik target penyiaran sholawat wahidiyah. Strategi komunikasi penyiaran kepada kelompok remaja, tentu berbeda dengan cara komunikasi kepada kelompok ibu-ibu dan bapak-bapak. Terakhir, beliau menyampaikan bahwa membangun brand image adalah suatu keniscayaan agar PSW semakin dikenal luas oleh masyarakat.
Pemateri kedua dalam sesi materi keempat ini adalah K. Moh Anas Mubarok. Dalam kesempatan ini beliau menyampaikan bahwa menyiarkan sholawat wahidiyah diawali dengan meyakini sepenuhnya dengan sholawat wahidiyah termasuk segala ajaran, pedoman, dan tuntunan dari muallif sholawat wahidiyah. Menjadi penyiar adalah niscaya karena setiap pengamal telah diamanahi oleh beliau muallif q.s. wa r.a. untuk menyampaikan sholawat wahidiyah ke seluruh umat manusia jami’al ‘alamiin. Perjuangan kesadaran ini, pun penyiarannya, membutuhkan kesabaran. Oleh karena itu, beliau muallif q.s. wa r.a. menggalakkan bulan rajab sebagai bulan penyiaran secara serentak. Maka, sebelum bulan rajab tiba, seluruh pengurus PSW harus merencanakan strategi yang akan dilaksanakan dalam bulan penyiaran dan menyiapkan logistic yang dibutuhkan. DPP PSW telah menyiapkan buku pedoman penyiaran di bulan penyiaran dan siap mensuplai logistik yang dibutuhkan.
Gethok Tular, Metode Penyiaran Wahidiyah
Materi kelima disampaikan oleh K. Ach. Sholihuddin Mahfudz, S.Sos. dengan tema “Optimalisasi Penyiaran dan Pembinaan di Era New Normal dan Pentingnya Mengikuti PSW”. Beliau menyampaikan bahwa esensi kegiatan ini adalah menumbuhkan semangat dan keyakinan bersama, menyambung rasa dan silaturahim para pengurus PSW di segala tingkatan. Kegiatan PSW mencakup dua bagian utama yaitu penyiaran dan pembinaan. Penyiaran adalah ajakan seluas-luasnya kepada masyarakat sampai siap menerima sholawat wahidiyah dan ber-mujahadah. Ujung tombak dari penyiaran adalah seluruh pengamal PSW, dengan metode gethok tular. Sementara bentuk pembinaan adalah membentuk kualitas pengamal sholawat wahidiyah sesuai tuntunan, pedoman, dan bimbingan beliau muallif q.s. wa r.a., me-wahidiyah-kan pengamal sholawat wahidiyah.
Kata Mereka tentang Kegiatan Upgrading
Izzah Mahmudah, peserta dari Probolinggo, saat diwawancara oleh panitia pelaksana pasca pelaksanaan kegiatan menyampaikan secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan Upgrading Pengurus Penyiar Sholawat Wahidiyah Se-Jawa Timur dan Bali ini sudah sangat baik. Akomodasi tempat, sarana dan prasarana materi, protokoler kegiatan, dokumentasi, narasumber dan tema sudah bagus. Sementara itu, hal-hal pendukung seperti konsumsi dan ketepatan waktu setiap mata acara seyogyanya bisa lebih diantisipasi dan disiapkan mitigasinya lagi.
Apresiasi atas keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini juga diungkapkan oleh Ir. Agus Mardyanto H.S., pemateri pada sesi materi ke-3. Beliau menyampaikan bahwa fasilitas akomodasi sudah sangat baik, pengaturan jadwal penyampaian materi sudah sangat realistis mempertimbangakan waktu beristirahat. Selain itu, susunan dan tema materi sudah tepat sesuai dengan tujuan pelaksanaan kegiatan. Beliau menyampaikan harapan agar BDKW dapat senantiasa membuat inovasi dan menjadi motor penggerak dalam usaha menyelaraskan gerak perjuangan dengan kondisi zaman saat ini sehingga dapat mendorong perjuangan di semua lini. Terakhir, beliau menyampaikan harapan agar seluruh peserta yang berasal dari pengurus PSW berbagai daerah dapat termotivasi dan meningkatkan himmah dalam berjuang, serta dapat menularkan kepada pengurus lain dan pengamal secara umum di daerahnya masing-masing.
Sementara itu, K. Ach. Sholihuddin Mahfudz, S.Sos., menyampaikan bahwa secara keseluruhan acara telah berlangsung dengan sukses. Meskipun masih ada hal teknis kecil yang masih perlu perbaikan di masa depan. Beliau berpesan agar BDKW senantiasa menjaga kekompakan yang telah terbangun. Dengan itu, pengembangan kompetensi pengurus PSW dan penataran kader dai dapat menjadi program prioritas. Beliau berharap, melalui kegiatan ini seluruh peserta yang merupakan pengurus PSW daerah semakin yakin, semangat, kompak, dan bertanggung jawab dalam mengemban amanah perjuangan.
Penutupan Upgrading
Ketua Umum DPP PSW, K.H. Ahmad Masruh Ihsan Mahin, M.H menutup secara langsung kegiatan Upgrading Pengurus Penyiar Sholawat Wahidiyah Se-Jawa Timur dan Bali ini pada Hari Sabtu, 11 Desember 2021. Beliau menyampaikan bahwa menjadi pengurus PSW bukan semata-mata amanah dari para pengamal, melainkan amanah dari Allah melalui musyawarah dan mujahadah khusus. Selain mendapat pahala yang besar, semakin tinggi derajat seseorang, maka risiko yang diterima juga semakin besar seiring dengan tuntutan tanggung jawab dan kewajiban yang dibebankan oleh Allah. Oleh karena itu, kita harus senantiasa memohon hidayah, kejernihan dan kesadaran hati, serta ma’unah dari Allah agar dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya sehingga bisa menjadi amal kebaikan dan bekal kehidupan. Terakhir, beliau berharap meskipun dalam waktu yang singkat, kegiatan ini membuahkan manfaat yang sebesar-besarnya, membuahkan ilmu yang sebanyak-banyaknya, membawa peningkatan kesadaran fafirru ilallah wa rasuulihi saw, dan membawa dampak kebaikan kepada daerah masing-masing, serta semakin aktif dan giat dalam menyiarkan dan menjadi pengurus PSW sebagai jalan wushul dan sadar kepada Allah wa Rasuulihi saw.
Kontributor: Eriska Wahidiyanto, S.ST (Anggota Badan Diklat dan Kaderisasi Wahidiyah Pusat)