Wahidiyah mempunyai visi yang berat namun mulia. Visinya yakni terwujudnya keselamatan, kedamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup lahir batin, materiil dan spirituil di dunia dan di akhirat bagi masyarakat manusia tidak hanya di wilayah tertentu saja, melainkan di seluruh dunia. Hal ini akan susah terwujud tatkala penyiaran Wahidiyah hanya melalui media konvensional di mimbar-mimbar da’wah tanpa sarana media digital.
Masyarakat saat ini telah berada di era digital, di mana transformasi dari manual ke elektronik terjadi di banyak lini kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut terjadi di bidang pendidikan, bidang sosial dan bidang budaya. Jika dahulu pendidikan dilaksanakan dengan tatap muka, sekarang masyarakat bisa melakukannya secara online. Jika dahulu masyarakat bersosialisasi dengan melakukan ‘kopi darat’ saat ini mereka bisa menggunakan skype, line, WA dst. Budaya ekonomipun demikian, masyarakat telah banyak beralih dari belanja ke pasar atau mall ke belanja online di market place.
Hal ini sesuai dengan survey APJII pada Juni 2022 yang menyatakan tingkat penetrasi Internet di Indonesia mencapai 77,02% meningkat dari 73,7% di tahun 2020. Jumlah ini setara dengan 210.026.769 jiwa dari total populasi indonesia yakni sebanyak 272.682.600 jiwa. Dari pengguna internet tersebut mayoritas menggunakan internet selama 1-3 jam perhari.
Masifnya pengguna internet dan lamanya penggunaan serta bebasnya akses informasi membuat Infokom Wahidiyah Jateng menyadari pentingnya penyiaran dan pembinaan Wahidiyah melalui media digital. Oleh karena itu, pada tanggal 17-18 september 2022, Infokom Wahidiyah Jateng menyelenggarakan workshop multimedia untuk DPC-DPC PSW se-Jawa Tengah.
Narasumber acara ini berasal dari para pengurus Infokom Wahidiyah Pusat yang memberikan materi tentang Infokom PSW, desain grafis, live streaming dan editing video. Melalui workshop ini, Infokom PSW Jateng berharap akan banyak pengamal sholawat wahidiyah jawa tengah yang menyadari pentingnya media digital serta melakukan penyiaran dan pembinaan wahidiyah di dunia maya. Dengan bekal skill yang diberikan, panitia berharap peserta workshop tidak bisa melakukan aksi nyata demi terwujudnya visi bersama.